SIFAT – SIFAT AKUSTIK
Sifat-sifat
akustik pada kayu merupakan penghasil bunyi dengan benturan langsung,
dan perlakuan pada kayu untuk menghasilkan bunyi dengan sumber lain,
disalurkan melalui udara, dan mempengaruhi kayu dari gelombang suara.
KAYU SEBAGAI SUMBER BUNYI
Kayu
kadang-kadang digunakan sebagai sumber bunyi. Sebagai contoh adalah
xylophone, sebuah alat musik yang terbuat dari batang-batang kayu dari
berbagai ukuran. Suara musikan dihasilkan dengan membenturkan batang
kayu dengan bagian kayu yang cocok atau pemukul logam. Di beberapa biara
tua dan gereja desa, papan kayu digunakan di tempat bel untuk
menghasilkan suara dengan pemukul ritmik.
Bumbungan
atau nada pada suara, apakah rendah atau tinggi, memerlukan frekuensi
getaran. Frekuensi adalah bagian dari pengaruh dimensi, kerapatan dan
elastisitas (modulus elastisitas) pada bagian kayu yang istimewa,
dimensi kecil, kadar air yang rendah, dan tingkat elastisitas yang
tinggi menghasilkan menghasilkan suara dengan bumbungan tinggi.
GELOMBANG SUARA DARI SUMBER LAIN
Ketika
gelombang suara dihasilkan dengan sumber lain pada bagian kayu, bagian
akustik atau energi akustik adalah direspon dari sebagian keseluruhan
bagian. Getaran kayu, dan suara asli yang berkesinambungan, atau
subjektif dari total penyerapan.
KONSONAN RESONANSI
Konsonan
atau intensifikasi pada suara membuat tempat ketiak kayu digunakan
sebagai resonator. Penempilannya dipengaruhi pada frekuensi getaran,
bentuk resonator, dan kondisi permukaan kayu. Sebuah peresonansi tidak
ditukar dengan gabungan suara asli tetapi dapat diintensifkan
(membuatnya lebih keras), dan meningkatkan durasinya.
Kayu
digunakan sebagai peresonansi dalam deretan alat musik, khususnya
akibat penting pada violin. Ada sebuah pilihan pada permukaan kayu
(mempunyai tingkat elastisitas modulus yang tinggi dengan hubungannya
dengan kerapatan), lurus hingga miring, radial, struktur yang sam dengan
cincin pertumbuhan yang dekat (mencapai 2mm), proporsi rendah pada kayu
akhir (hingga 25%), dan dari pohon tua (130 – 150 tahun, dan diameter
sangat besar 40 cm atau 16 inci). Permukaan kayu dengan cincin
pertumbuhan adalah benar-benar dipertimbangkan sangat cocok untuk
alat-alat musik. Stradivari, Amati, Guerneri dan violin Italia yang
terkenal lainnya dibuat dengan menggunakan kayu, tetapi pembuatannya
tidak tuntas; penelitian menunjukan bahwa, dalam tambahan kayu yang
cocok, kualitas suara akan menjadi dihubungkan sangat tipis dan kervakto
pada resonator (tubuh), dan untuk perawatan pada kayu ( bahan-bahan
kimia, alat pengering kecil, dan lain-lain). Dalam tambahan untuk
permukaan, peresonansi pada alat-alat musik dibuat oleh kayu pinus: kayu
keras, seperti kayu tropik yang biasa digunakan.
PENYERAPAN PADA KAYU
Karena
digunakan segera, bagian pada energi kayu di tengahkumpulan. Energi ini
mungkin diserap, seharusnya untuk pembiasan berulang pada gelombang
suara. Dalam gaya ini, pergeseram molekul, yang mana menata kumpulan
kayu, hasil dari pertukaran energi panas akustikal.
Kemungkinan
ini kayu menyerap suara diukur dengan koefisien pada penyerapan suara,
yang mana sebagai expresi pada proposi ( persentase), kurang dari 10%.
Koefisien ini mempengaruhi kerapatan kayu dan faktor lainnya, seperti
modulus elastisitas, kadar air, temperatur, intersitas dan frekuensi
suara, dan kondisi permukaan kayu : kayu dengan kerapatan rendah
kerapatan dan keseimbangan elstis dan pada kadar air yang lebih bersuara
dengan menghasilkan kapasitas permukaan kayu.
Insulasi
suara berkapasitas pada kayu kemungkinan sekitar 90% dengan tempat
disekitar tembok. Ini hasil kayu, grafitas, kerapatan rendah dan
pengeringan yang meningkat pada insulasi.
KECEPATAN SUARA
Kecepatan
suara pada keseluruhan pada variasi, di undur secara langsung ( aksial
dan transversal) dan jenis spesiesnya. Pada permukaan aksial, sekitar
3.500 – 15.000 m( 10.000 – 15.000 ft/5). Transversal memiliki kecepatan
rendah, disebabkab oleh modulus elastisitas, yang mana mempunyai
kecepatan pada suara, adalah permukaan rendah. Di bahan lain, kekuatan
pada suara adalah mengikuti 340 m ( 1.100 ff) 5, cork( 450 – 530 m (
1.400-1.750 ff/5, udara 1.400 m ( 4.750 ff) 15, besi 5000 m (15.000
ft/s, kaca 5000 – 6000 m (15.000) (20.000 ft/s).
Secara matematis :
V = E/ r0
Dimana:
V = kecepatan pada suara (m atau ft/s)
E = elastisitas (N/ mm3, PSi)
r0 = kering oven
Bagaimanapun,
kekuatan kayu dipengaruhi oleh astisitas pada kayu dan koalitas pada
nada bagian. Kecepatan axial dan transversal, dalam sebuah spesimen atau
oud, berbeda ; modulus tangencial hádala Sangay rendah, walaupun
transversal berakhir, reduksi keseimbangan pada kecepatan tertentu.
Kecepatan juga di reduksi dengan meningkatkan temperatur, karena
temperatur tinggi dihasilkan kerapan rendah pada pemanasan upaya
pengembangan pada kayu.
Pada
umumnya, sebuah perbedaan yang kecil antara axial dan transversal pada
kecepatannya adalah sangat penting untuk sebuah indikator pada kecocokan
dari alat-alat musik yang terbuat dari kayu berbeda dengan yang ada.
Sebagai contoh, violin dari papan, cahaya, lupus miring pada arah serat
dengan rasio tinggi pada aksian dan transversal pada kekuatan yang
dipilih : untuk peti, bara yang digunakan ( rasio rendah axial dan
kekuatan transversal).
KEHALUSAN / KELEMBABAN SUARA
Suara
yang dihasilkan pada kayu Sangay lembab, busuk mempengaruhi getaran
suara. Sumber energi akustik hádala disebabkan perbagian penyinaran /
pemanasan di atmosfer dan perbagian seharusnya pergeseran internal
(dihasilkan oleh perkembangan panas).
Kapasitas kelembaban pada kayu bervariasi dengan spesies / jenis kadar
air ( dikurangi dengan peningkatan embun), arah getaran (longitudinal,
transversal, transional), dan metode pada getaran. Seharusnya
kelembaban radiasi suara mengandalkan keutamaan pada rasio kecepatan
suara untuk kecepatan kayu. Pada alat-alat musik ( suara papan pada
piano dan violin), itu adalah diperlukan sekali untuk kelembaban rendah
seharusnya untuk penyaluran suara.
DAMPAK PADA CACAT KAYU
Sifat-sifat
akustik pada kayu adalah dipengaruhi oleh cacat/ kerusakan. Hubungan
ini adalah dipergunakan dengan menerapkan metode akustikal untuk
mengetahui kerusakan ( kebusukan, penggoyangan, dan lain-lain) telah
benar-benar dipertimbangkan dalam kualitas ditelusuri sebuah penerapan
empiris kepada pengeseran pada kayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar