Ada bermacam-macam perkakas yang diperlukan untuk sigi linier,
mulai dari mistar lipat 1m yang sederhana sampai rantai baja 20m yang
berat, alat-alat lainnya yaitu:
Maistar lipat kayu, dibuat dari kayu bermutu tinggi dengan satu sendi
kuningan di tengah dan dua engsel lipat.
Mistar- saku baja, mistar yang hanya berskala satu sisi saja.
Pita baja, terbuat dari baja beremail putih, lebar 9,5 m dan tebal 0,2
mm dengan skala hitam dan tanda merah setiap 1 m.
Pita sintetik, dibuat dari serat kaca berlapis PVC, skala paling halus
10 mm.
Rantai ukur, panjangnya 20 m, tersusun atas mata rantai yang dibuat dari
kawat baja 10 S-W-G, dihubungkan oleh tiga mata rantai oval kecil.
Pita ukur, jalon, anak panah, markan (per), dan lain-lain
(Ligfesink, 1997).
Salah satu dari lima metode pengukuran jarak ialah metode dengan pita
ukur dan odometer. Metode pengukuran jarak dengan odometer merupakan
metode sederhana yang hamper mirip dengan metode langkah, yaitu mengukur
jarak dengan menghitung jumlah putaran roda yang kelilingnya diketahui,
bila roda tersebut digelindingkan antara dua titik pengukuran. Jarak
yang dihitung dengan persamaan : jarak= putaran roda x keliling roda.
Alat ini sangat praktis untuk mengukur jarak suatu jalur, dimana
jalurnya berbelok-belok dan naik turun, seperti halnya jalur jalan dalam
rangka pengaspalan atau pertanian sendiri dalam rangka pengukuran luas
lahan bergelombang dan bentuk petaknya tidak beraturan. Pada ukur tanah
yang umumnya bertujuan untuk pembuatan peta, jarak yang dimaksud adalah
jarak horizontal dan jarak mendatar. Di dunia pelestarian luas lahan
yang ditentukan oleh jarak ini ada kaitannya dengan luasan lahan yang
dapat ditanami dan diproduksi yang akan diperoleh, maka jarak sesuai
kondisi lahan itulah yang paling cocok atau dengan kondisi lahan itulah
jarak miringnya sebaiknya diukur (Brinker, dkk, 1986).
Untuk pekerjaan pengukuran, baik pengukuran jarak maupun pengukuran
sudut, diperlukan titik-titik di lapangan. Titik-titik di atas permukaan
bumi ini ada yang mempunyai sifat tetap ada pula yang memiliki sifat
sementara. Titik-titik ini yang dibuat di lapangan harus dapat ditemukan
dengan mudah. Titik-titik yang bersifat tetap, sehingga selalu dapat
digunakan untuk pengukuran-pengukuran adalah, pertama : titik-titik
triangulasi yang dibuat dalam daerah yang besar seperti di Indonesia
untuk tiap-tiap pulau di dalam kota-kota (Wongsotjitro,1985).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang berjudul Pengenalan Alat adalah:
Untuk mengetahui dan mengenal alat-alat yang digunakan dalam praktikum
Geodesi dan kartigrafi.
Untuk mengetahui fungsi dan bagian dari masing-masing alat tersebut.
Untuk dapat menggunakan alat-alat tersebut dalam kegiatan pengukuran.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing alat.
Pengukuran jarak horizontal dengan pita terdiri atas penetapan panjang
yang diketahui. Pada pita berpembagian skala langsung pada sebuah garis
beberapa kali. Dua garis timbul tersebut adalah mengukur jarak antara
dua titik, misalnya dua patok tanah dan memasang sebuah jarak di satu
titik awal saja yang tertentu tempatnya. Pengukuran dengan pita
dilakukan dengan 6 langkah, yaitu meluruskan, memberikan tegangan,
pengguntingan, menandai panjang pita, membaca pita dan mencatat jarak.
Penerapan langkah-langkah pengukuran dengan pita ini pada tanah yang
bertipe datar dan miring (Brinker, dkk, 1986).
Konstruksi alat ukur selalu disesuaikan dengan maksud penggunaan alat
ukur itu. ada alat yang digunakan untuk menentukan beda tinggi antara
dua titik (alat penyipat datar atau alat ukur waterpass), ada alat yang
digunakan untuk pengukuran guna pembuatan peta (bouselle tranche
montagne, plancet). Meskipun konstruksi alat ini berlainan, tetapi
alat-alat ukur tanah ini pada dasarnya mempunyai fungsi yang sama
(Wongsotjitro, 1985).
Dalam perkiraan survey banyak sekali peralatan yang digunakan. Salah
satunya adalh pita ukur. Pita ukur digunakan untuk mengukur jarak di
lapangan. Pita ukur ada yang dari kain linen berlapis plastic atau
tidak. Pita ukur tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30
meter sampai 50 meter. Pita ukur ini biasanya dibagi dalam interval 5 mm
atau 10 mm. selain pita ukur, alat lain yang digunakan adalah kompas.
Kompas digunakan sebagai pengukur sudut di lapangan dengan mengacu
kepada salah satu kutub magnet bumi. Bacaan sudut kompas memiliki
interval 10 – 20 (Ligfesink, 1997).
Pengukuran jarak dengan meteran biasnya dikenal dengan istilah taping,
yaitu pengukuran jarak dengan menggunakan tape atau pita ukur berupa rol
meter atau rantai ukur. Rol meter merupakan alat yang paling umum
digunakan. Cara pengukuran dengan menggunakan meteran ini ditentukan
dengan kondisi lahan (miring atau datar) dan jarak yang dikehendaki
(jarak mendatar atau jarak miring). Pengukuran jarak mendatar pada lahan
yang mendatar relatif lebih mudah dibanding pada lahan miring. Caranya
dapat dilakukan dengan memasang atau meletakkan angka nol meteran pada
patok titik satu dan menarik atau merentangkan rol meter ke titik ke dua
selurus dan sedapat mungkin dengan tarikan yang cukup, sehingga meteran
tidak melengkung atau melar memanjang. Selain kedua cara tadi dapat
juga dilakukan dengan cara meletakkan atau mengimpitkan pita meteran ke
patok di titik dua dan membaca angka meteran yang tepat dengan patok di
dua titik tersebut. Bacaan ini menunjukkan bahwa jarak antara titik
pertama dan titik kedua yang diukur (Yulfa, 2007).
Kompas telah dipakai oleh para navigator dan lain-lain selama
berabad-abad umtuk menentukan arah. Sebelum ditemukan teodolit, kompas
dan sextan, kompas merupakan jalan satu-satunya yang praktis bagi juru
ukur untuk mengukur arah dan sudut horizontal. Selain kompas terdiri
atas sebuah jarum baja bermagnet dipasang pada sebuag sumbu putar dan
titik pusat lingkaran pembagian skala. Kalau tidak terganggu oleh gaya
tarik local, jarum menunjuk kea rah utara magnetik. Gaya magnet bumi
mengatur arah jarum dan menarik atas menunjukan satu ujungnya dan bawa
kedudukan horizontal. Sudut jarum bekisar dari 00 dekat diberati
kumparan kawat yang amat kecil untuk mengimbangi pengarah jarum, dan
membuatnya agar selalu horizontal. Kedudukan kumparan kawat dapat diatur
untuk menyesuaikan terhadap lintang dimana kompas dipakai. Pemberatan
jarum kompas theodolit dipasang untuk lintang rata-rata 400 utara.
Ketika kompas diputar jarum tetap menunjuk kearah utara magnetic jam
memberikan pembacaan yang tergantung pada kedudukan lingkaran pembagian
skala (Irivine, 1980).
Pita ukur
Pita Ukur Fungsi : mengukur jarak dan diameter.
Kelebihan :
1. Mudah dibawa.
2. Dalam hal mengukur jarak, tinggal melihat angka yang tertera.
Kekurangan :
1. Sulit digunakan dalam hal mengukur diameter.
2. Kurang teliti.
Kompas clino
Kompas Clino Fungsi : untuk mengetahui arah angin dan sudut.
Kelebihan :
1. Mudah dibawa
2. Ringan
Kekurangan :
1. Skala terbalik.
Pita Ukur Fungsi : mengukur jarak dan diameter.
Kelebihan :
1. Mudah dibawa.
2. Dalam hal mengukur jarak, tinggal melihat angka yang tertera.
Kekurangan :
1. Sulit digunakan dalam hal mengukur diameter.
2. Kurang teliti.
Kompas clino
Kompas Clino Fungsi : untuk mengetahui arah angin dan sudut.
Kelebihan :
1. Mudah dibawa
2. Ringan
Kekurangan :
1. Skala terbalik.
2. Sulit melihat sudut yang tertera.
Altimeter
Altimeter
Fungsi : untuk mengukur kedalaman laut.
Kelebihan :
1. Mudah dibawa (ringan dan simple)
Kekurangan :
1. Peka terhadap gangguan
Theodolit
Theodolit Digital
Fungsi : untuk mengukur jarak lempeng, sudut azimuth dan vertikal.
Kelebihan :
1. Hasil data yang diperoleh lebih cepat.
2. Cara penggunaanya mudah.
3. Data yang diperoleh akurat.
Kekurangan :
1. Bobotnya berat.
2. Harganya mahal.
3. Untuk mendapat data yang akurat, pengaturan harus stabil.
Statif
Statif
Fungsi : sebagai landasan berdirinya theodolit.
Theodolit manual
Theodolit manual
Fungsi : untuk mengukur jarak lempeng, sudut azimuth dan vertikal.
Kelebihan : 1. Harga lebih mudah disbanding yang digital.
2. Pengaturan tidak sesulit penyetabilan arah digital.
Kekurangan :
1. Bobotnya berat.
2. Data yang diperoleh kurang akurat.
Rambu ukur
Rambu Ukur
Fungsi : sebagai patokan ukuran tinggi dan jarak suatu areal.
Planimeter
Planimeter
Fungsi : Untuk mengukur luasan suatu daerah.
Kelebihan :
1. Ringan
2. Dapat digunakan pada areal tidak beraturan.
Kekurangan :
1. Harus menggambar proyeksi peta terlebih dahulu.
2. Data yang didapat kurang akurat.
Abney level
Abney Level
Fungsi : untuk mengetahui kelerengan tapak.
Kelebihan : 1. Bobotnya ringan
2. Harganya tidak terlalu mahal.
Kekurangan :
1. Data yang diperoleh kurang akurat.
Kesimpulan
Alat-alat yang digunakan dalam bidang ilmu Geodesi dan Kartografi focus
terhadap pemetaan yang bertujuan dalam pengukuran jarak, sudut serta
beda tinggi.
Alat kehutanan yang paling canggih adalah theodolit digital dalam hal
menentukan sudut azimuth.
Alat kehutanan yang paling sederhana adalah pita ukur.
Alat yang digunakan sebagi sarana pendukung adalah jalon, rambu ukur dan
ststif.
Alat yang digunakan untuk mengukur jarak berupa pita uku.
Alat- alat yang bisa digunakan dalam mengukur sudut adalah theodolit
(digital maupun manual), clinometer dan abney level.
Clinometer dapat digunakan dengan jarak minimal 15 meter.
Ketelitian dalam hal pengukuran tidak hanya tergantung pada alat, namun
pada pengukur dan juga faktor alamnya.
Dalam menggunakan theodolit, gelembung air yang terdapat pada nivo
horizontal maupun vertikal harus benar-benar berada di tengah.
Planimeter digunakan untuk mengukur luasan suatu lahan dengan skala
pengecilan tertentu daerah teratur maupun tidak.
Saran
Diharapkan agar para praktikan memahami terlebih dahulu menenenal alat
dengan cara melihat secara gambaran sebelum melihat secara nyata. Para
praktikan juga diharapkan serius dalam menggambar alat dan mengenal
berbagai jenis, bagian dan fungsi atau kegunaan alat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar